Nama : Miftakhul Jannah
Kecil : Mifta
Pendidikan:
1. TK Dharma Wanita
2. SDN Lajuk-Porong
3. SMP Negeri 2 Porong
4. Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo
Hoby: membaca novel
Cita-cita: penulis novel
Ttl: Sidoarjo, 26 Juli 1997
Alamat: Lajuk-Pojok Rt 03/03 Porong-Sidoarjo
Mifta Awesome
Senin, 08 Juli 2013
Biodata Alvin jonathan Sindhunata
Nama pangilan : Alvin. Alpin.Koko.kopin.Kodok (koko korea medok )
TTL : Malang. 20 september 1997
Alamat : Jln. Buring no 15
Nama Ortu :
ayah : Antonius sindhunata
ibu : Gracia
Sekolah : smp Kalam kudus. Malang
Nama fans : ALVINOSZTA
Hobi : Olahraga.Main ps. main Rubik de.el.el
Cita-cita : pemain sepak bola
Makes : sate rusa & mie ayam.
Selasa, 12 Maret 2013
penyesalan
Angin malam berhembus kencang
menerjang lapisan kulit setiap insan yang merasakan meski rembulan
tampil dengan bulat sempurna meski bintang-bintang terang benderang
menghiasi malam, namun pemandangan tersebut tak turut menghibur hati
Jono yang sedang padam bagai tersiram air yang deras.
Jono adalah seorang pria yang sedang berkepala lima akan tetapi satu
persatu anaknya pergi meninggalkan Jono dan istrinya, mereka tidak tahan
dengan kondisi ekonomi keluarganya.
Jono termenung tak berdaya, pandangannya kosong yang di pikirnya hanya
satu bagaimana ia mendapatkan uang dan tidur pulas di rumah bersama Tini
istrinya dan Riko anaknya yang masih tersisa, ia tak berani pulang ke
rumah dengan tangan hampa sebab jika pulang ia hanya mendapatkan cacian
dari sang istri bahkan ia di suruh tidur di luar rumah, sebenarnya Jono
tak tahan lagi atas perlakuan Tini, namun apa daya nasi telah menjadi
bubur padahal sejak masih menjadi kekasihnya ,Ibu Jono melarang Jono
berhubungan dengan Tini,Ibu Jono tidak suka dengan sikap Tini yang
sombong dan tak sopan itu akan tetapi Jono memperdulikannya, ia hanya
ingin menikah dan membangun keluarga baru bersama istrinya yang cantik
yaitu Tini dan kini hanya ada penyesalan yang mendalam yang di rasakan
seorang pria yang selalu memakai kaca mata minues, selain
hidupnya sengsara,ia pun sudah di coret dalam buku harta warisan orang
tuanya,bahkan ia menikah tanpa restu dan kehadiran sang Ibu yang dulu di
sayangnya.
Dua jam berlalu, Jono masih dalam posisinya, duduk dan memandangi
bintang di langit berharap bintang itu jatuh kemudian ia dapat berdoa
agar seseorang dapat membantu kesusahannya.Dua jam yang tak sia-sia
tiba-tiba benda asing jatuh dari langit,melihat peristiwa tersebut
sontak membuat Jono terkejut, ia beranggapan bahwa benda asing itu
adalah sebuah bintang yang jatuh dari angkasa,tanpa pikir panjang Jono
segera memanjatkan doanya.
“wahai bintang yang jatuh bantu lah aku dari kesusahan
ini, berilah jalan keluar untuk ku”,harapannya yang keluar dari mulut
manisnya, meski ia masih percaya dengan Tuhan.
Selang beberapa menit, suara handphone yang di ikat kuat
menggunakan gelang karet di permukaannya berbunyi dengan nada yang
beraturan, senyum lebar terpasang di bibirnya namun memori otaknya masih
mengingat istri dan anaknya.
“semoga saja ini berita baik untuk ku”,ucapnya dalam hati.
Tangan kanannya yang semula memegang permukaan kursi kini beranjak naik
merangkul benda kotak kecil itu di saku bajunya, sebuah pesan singkat
dari seseorang yang tak asing dipikirannya.
JONO TOLONG PULANG KE RUMAH, IBU MU SAKIT PARAH
Melihat pesan tersebut ekpresi wajahnya mendadak berubah,aliran
darahnhya seakan-akan tak mau mengalir,jantung terasa teriris belati
tajam,tak terasa butir-butir air mata menetes,menetes,dan terus menetes
hingga kini ia di banjiri tangisan,doanya yang sudah ia ucapkan berbalik
menjadi bumerang untuk hidupnya.
“wahai bintang !,mengapa kau kabulkan doa yang bukan aku
harapkan,mengapa kau tega kepada ku?,menambah beban di hidup
ku”,protesnya seraya membentangkan kedua tangannya,wajahnya menatap ke
atas langit memberi ekpresi kesal, seolah tak terima dengan berita buruk
yang telah ia dapatkan.
Derai air mata yang pada saat itu terus mengalir membasahi
pipinya,mengingatkannya saat ia membuat segores luka di hati ibu nya,
mendorong sang ibu hingga terjatuh dan akhirnya Ayah mengusirnya bersama
istrinya,mungkinkah ini balasan untuk ku ?, ataukah buah dari perbuatan
ku selama ini kepada Ibu,pikirnya dalam hati.
Akhirnya ia bergegas menuju rumah orang tuanya yang sangat membutuhkan
kehadirannya,ia tak peduli nanti jika ibu nya tak menerima
kedatangannya,asalkan ia bisa bertemu dengan ibu,dan ibu nya lah saja.
cinta pada sebuah mimpi
Andre masih termenung dengan beribu pikiran yang tidak menentu. Galau
menghinggapinya. Ia menyadari benar kenapa ini terjadi dan menimpa
dirinya. Ia tidak tau kenapa sampai terjadi cinta yang seperti ini.
Cinta yang sudah lama menghinggapinya kini kandas. Benar kata orang
bahwa terkadang, kita tak akan pernah bisa merasakan indahnya dicintai dengan tulus, jika kita tak pernah disakiti. Palagi saat Naff mengalunkan lagunya yang begitu mengena di hati.
Hingga saat ini pun Andre tidak tau harus bagaimana lagi. Begitu indah
sekaligus begitu menyakitkan. Tidak pernah diduga sebelumnya. Hatinya
telah terbagi dua.
“Tiara,” Andre berguman sambil memandangi foto Tiara.
“Apakah pantas aku mendampingimu? Kemana perginya kamu, Tiara? Tidak
sudikah kau temui lagi sosok Andre seperti yang dulu, seperti pertama
kali kita bersendau gurau, melepas tawa kita masing-masing?” Andre terus
memandangi foto Tiara. Foto saat Tiara begitu manjanya sambil memegang
batang Flamboyan minta difoto lewat kamera handphone Andre. Ah,
begitu cantik. Andre tersenyum. Ya, lebih baik tersenyum karena kadang
seseorang lebih memilih tersenyum hanya karena tak ingin menjelaskan
mengapa ia bersedih.
Memang sudah terlalu lama Tiara mengisi kehidupan Andre. Mengisi
hari-hari dimana Andre merasa kosong pada saat itu mungkin hingga saat
ini. Tapi mengapa disaat seperti ini disaat Andre mulai mengenal sosok
cewek yang begitu super justru malah Retna muncul ? Ah memang sulit
untuk mengucapkan selamat tinggal pada seseorang yang kita cintai, tapi
lebih sulit lagi ketika kenangan bersamanya tak mau hilang begitu saja.
“Retna, bersediakah kamu menggantikan Tiara?” batin Andre
tiba-tiba terusik oleh bayang-bayang Retna di benaknya. Terus
bergejolak. Bertanya-tanya. Mencari tau kemana hatinya kini ingin
berlabuh. “Mengapa begitu sulit menghilangkan jejakmu Tiara. Malah
semakin melekat disaat Retna hadir untuk mengisi kekosongan hatiku”
Lamunan Andre buyar ketika handphonenya berbunyi. Ada panggilan masuk. Dilihatnya darimana panggilan masuk itu.
“Retna..” Andre cepat-cepat menjawab panggilan dari seberang sana. “Hallo, ada apa Retna?”
“Ndre, kamu ada dimana?”
“Di rumah. Ada apa Ret?” suara Andre menyelidik
“Boleh aku meminta sesuatu padamu, Ndre?” pinta Retna dari seberang sana.
“Apa itu?” jawab Andre sedikit penasaran
“Temani aku ke Toko Buku ya? Harus mau, Ndre. Soalnya aku harus mendapatkan sebuah buku yang begitu penting banget”
“Kok maksa sih…?” aku mencoba mengelak
“Iya harus maksa. Pokoknya aku jemput sebentar lagi. Kamu
siap-siap ya Ndre. Pokoknya mau ga mau harus mau. Oke sebentar lagi
kujemput…”
“Ta…tapi Ret….”
Sudah terputus hubungan telponnya. Tinggal Andre yang
kelabakan harus berbenah diri cepat-cepat. Soalnya Andre baru bangun
tidur. “Ayo tersenyumlah, Ndre dalam mengawali hari, karena itu
menandakan bahwa kamu siap menghadapi hari dengan penuh semangat!”
begitu batin Andre menghibur diri di depan cermin.
Mereka berjalan bergandengan. Sepanjang perjalanan jemari
Retna tak lepas begitu erat menggenggam tangan Andre. Tiba-tiba darah
Andre berdesir hebat. Mengalir ke segala penjuru hingga sampai ke
otaknya. Mulai panas. Matanya mulai sedikit berkunang-kunang. Lamunannya
menerawang jauh hingga Retna mencubit pipinya. Andre tersadar…
“Auwww…sakit Ret…!”
“Digandeng cewek cantik malah melamun, bukannya malah
senang. Tuh semua cowok pada mencuri pandang kearah aku. Kamu gak
cemburu?” Retna begitu percaya diri berada di samping Andre.
“Maaf, Ret. Aku terlalu bahagia berjalan bergandengan bersama kamu” kata Andre membesarkan hati Retna.
“Sungguh?”
“Iya, sungguh. Makanya tadi aku melamun”
“Hmm….aku tersanjung, Ndre. Aku nyaman berada di samping
kamu, Ndre” disandarkannya kepala Retna di lengan Andre. Retna
tersenyum. Ada gurat bahagia di wajah Retna. Gambaran cinta telah
meronai wajah Retna. Dan semakin eratlah pegangan tangan Retna ke lengan
Andre.
“Andre…” tiba-tiba suara Retna menyapa Andre.
“Iya, ada apa Retna?” Andre memandangi wajah Retna. Wajah
yang begitu cantik, polos terpancar binar cinta. Ah, Retna apakah benar
kamu pengganti cintaku yang hilang? Apakah benar kamu cewek super
pengganti Tiara?
“Apakah cintaku gak bertepuk sebelah tangan?” pertanyaan Retna langsung ke lubuk hati Andre yang paling dalam.
“Apakah kamu merasa bertepuk sebelah tangan?” Andre malah
balik bertanya. Retna balas memandang wajah Andre. Mencari tau mungkin
ada jawaban yang membahagiakan hati Retna.
Andre tersenyum. Dibelainya rambut Retna dengan penuh kasih
sayang. Diusapnya air mata yang akan menetes dari sudut mata Retna.
“Dicintai dan disayangi kamu adalah anugerah terindah yang
Tuhan berikan padaku” Andre memberanikan diri untuk mengucapkannya.
“Dalam hati aku menanti, kuserahkan hati sebagai tanda
ketulusan cinta” jawab Retna dengan mata berkaca-kaca bahagia.
Langganan:
Komentar (Atom)